Selamat pagi, gimana kabar teman-teman? semoga tetap semangat dan selalu diberikan kesehatan ya. Pada kesempatan kali ini saya tidak akan menulis tentang hal-hal yang berbau teknis karena saya hanya ingin berbagi pengalaman tentang perangkat lunak gratisan. 😁
Ada yang udah familiar dengan kalimat ini Free and Open Source Software(FOSS)? kalau sudah ya alhamdulillah, kalau belum ya mari kita bahas bareng-bareng. Dilansir dari wikipedia, seperti ini definsi dari FOSS.
Free and open-source software (FOSS) is software that can be classified as both free software and open-source software.That is, anyone is freely licensed to use, copy, study, and change the software in any way, and the source code is openly shared so that people are encouraged to voluntarily improve the design of the software.
Jadi, pada intinya FOSS ini adalah sebuah perangkat lunak yang bisa diklasifikasikan menjadi perangkat lunak gratis dan perangkat lunak sumber terbuka. Artinya perangkat lunak ini bebas dari lisensi untuk digunakan, disalin, dipelajari dan dilakukan perubahan pada sumber kodenya.
Sejujurnya saya dulu adalah seorang pengguna perangkat lunak bajakan. Menggunakan windows bajakan, corelDraw bajakan, photoshop bajakan, game bajakan dan masih banyak lagi perangkat lunak bajakan yang saya gunakan.
Saya tidak terlalu memikirkan apakah crack atau ngebajak perangkat lunak itu baik atau buruk, jadi ya masih ikut teman-teman saja. Kalau bagus ya install dan kalau harus berlangganan ya cari crackan atau bajakannya. Jadi, mikirnya masih simpel banget, hehe 😅
Hingga suatu ketika teman SMK saya pernah bilang kepada saya yang intinya seperti ini. <strong>
“Mosok nganggo software bajakan, ra ngregani tenan sek nggawe software, ra berkah lho garapanmu”</strong>
, kurang lebih seperti itu. Seketika saya langsung mikir berat tentang kalimat itu. Beberapa minggu setelah kejadian itu saya selalu kepikiran dan selalu berbicara pada diri sendiri. “Apakah ini halal?”, “Apakah ini berdosa?”, “Bagaiaman susahnya orang yang membuat perangkat lunak ini?”, “Apakah ini berkah?” dan pertanyaan-pertanyaan lainnya seputar itu.
Kemudian saya niatkan untuk menggunakan perangkat lunak gratis dan bukan bajakan secara bertahap. Migrasi pertama kali yang saya lakukan adalah dari operating system. Saya mulai menggunakan OS Linux yaitu Ubuntu 16.04 LTS dengan mode GUI. Beruntungnya sewaktu SMK ada pelajaran admin server. Jadi sudah familiar dengan CLI ataupun GUI di OS Linux, hehe. 😁
Nah, kebetulan waktu itu saya juga baru mempelajari Adobe Photoshop dan sudah sangat nyaman dengan perangkat lunak itu. Kemudian tiba-tiba kepikiran. Mumpung belum terlalu dalam mempelajari Adobe Photoshop akhirnya saya beralih menggunakan GIMP. Adobe Phtoshop atau GIMP ini digunakan untuk mengedit file bertipe bitmap atau pixel, jadi bukan untuk vector. Saya pun jadi sering menggunakan GIMP dan mulai perlahan meninggalkan Adobe Phtoshop.
Masih ada masalah lagi nih. Setiap mengedit vector di GIMP kok selalu pecah, baru inget ternyata GIMP ini digunakan mengedit file bertipe pixel makanya vector akan selalu pecah. Untuk mengedit vector biasanya saya menggunakan corelDraw dan sudah cukup nyaman dengan perangkat lunak tersebut. Cobalah saya cari-cari di Internet dengan keyword “alternative corelDraw” dan akhirnya ketemu yang gratis dan open soruce yang bernama “Inkscape”. Menarik nih, kemudian saya riset lebih dalam dan ternyata ga jauh beda dengan corelDraw. Hingga akhirnya saya terbiasa menggunakan Inkscape dan sudah tidak pernah menggunakan corelDraw.
Kemudian bagaimana untuk mengedit video? Mungkin teman-teman biasanya menggunakan adobe after effect atau adobe premiere. Nah, sebenarnya dari dulu saya sudah menggunakan perangkat lunak gratis seperti VSDC karena rumornya adobe preimere atau adobe after effect itu berat banget, ya maklumlah komputer kentang hehe. Tapi untuk VSDC ini kurang powerfull, akhirnya saya cari referensi lagi dan ketemu yang paling cocok adalah Resolve Da Vinci. Fiturnya keren dan effectnya juga banyak. Ingat, yang gratis itu Resolve Da Vinci yang biasa ya, bukan yang studio. Kalau yang studio itu berbayar.
Terus untuk pengolah data dan kata gimana? Oke sebelumnya saya memang menggunakan Microsoft Office bajakan. Tapi semenjak kepikiran menggunakan perangkat lunak gratis, saya mulai beralih ke perangkat lunak Open Office atau Libre Office. Nah, berhubung saya kerja di BSI UII dan di fasilitasi Microsoft Office yang legal atau berlisensi, ya saya harus manfaatkan sebaik mungkin dan sekarang saya masih menggunakan perangkat lunak Microsoft Office 2013 berlisensi.
Kemudian untuk merekam video atau siaran langsung saya menggunakan OBS Studio. Kalau menggunakan Bandicam atau Camtasia itu harus berlangganan dan kalupun mencoba mungkin hanya bisa trial dan setelah itu masa trialnya hangus.
Saya juga aktif di dunia open source, untuk itu saya gunakan platform Github. Saya biasa menunggah project saya di sini. Mungkin nanti kita bisa saling follow akun Github 😂
Afif Alfiano
Alhamdulillah, hingga sekarang saya sudah tidak menggunakan perangkat lunak bajakan lagi, karena sebenarnya perangkat lunak itu hanya sebuah tool atau alat untuk membantu memaksimalkan kreativitas kita. Kreativitas yang sebenarnya ada pada diri kita masing-masing.
Saya menjadi lebih tau bagaimana sulitnya dan pusingnya membuat suatu perangkat lunak atau aplikasi ketika saya sudah bekerja sebagai development team di BSI UII.
Sebenarnya nggak masalah sih teman-teman mau pake perangkat lunak gratis atau berlisensi. Jika bisa membeli lisensinya dan tidak membajak ya silahkan saja pakai perangkat lunak berlisensi. Tapi, disini saya belum mampu membeli perangkat lunak berlisensi jadi ya sebaiknya menggunakan yang gratis dulu untuk mengasah skill saya. Nah, kalau sudah mampu untuk membeli lisensi ya mungkin saya akan menggunakan perangkat lunak berlisensi untuk mengupgrade skill saya.
Pernahkan kamu berpikir bahwa karya atau kerjaan yang kamu buat menggunakan perangkat lunak bajakan itu tidak berkah? Coba deh sekali lagi pikirkan akan hal itu…
Oke, mungkin itu saja yang dapat saya bagikan tentang pengalaman pribadi saya bagaimana dulunya seorang pengguna perangkat lunak bajakan dan beralih menjadi seorang pengguna perangkat lunak gratisan.
Semoga tulisan ini bermanfaat dan bisa menginspirasi teman-teman untuk menggunakan perangkat lunak gratis ketika belum mampu membeli perangkat lunak berlisensi. 😇